Jumat, 22 Juni 2012

Lucky me In Bangkok (part 2)

Selama di bangkok gak banyak tempat wisata yang saya kunjungi (tentu aja, kan judulnya kongres, pake plat merah lagi... wkwkwk) cuma lucky me lagi, ada waktu di sore harinya untuk mengunjungi Grand Palace yang merupakan istana tempat tinggal raja Thailand (kecuali raja yang sekarang-Rama IX) Di Grand Palace inilah, sang guide berkali-kali ngomong: "lucky you, Sir" saat menemani saya mengelilingi Grand Palace.
Lucky nya gara-gara: saya sampe lokasi saat tinggal 1 jam lagi istana tutup, trus saya sempet melihat pergantian penjaga istana, atau masuk ruang yang gak dibuka tiap hari, dan saya pas bisa liat, seperti gedung tempat upacara pemahkotaan raja baru (sayang gak boleh motret) Grand palace yang dibagi menjadi 3 bagian: luar, tengah dan dalam (hanya luar dan tengah yang boleh dilihat umum)terdiri dari bangunan-bangunan dengan atap berbagai macam bentuk (karena didesain oleh arsitek masa lampau dari berberapa negara, termasuk Cambodia maupun negara Barat).
                                                     Pergantian penjaga istana


Atap yang didesain oleh arsitek dari berbagai negara









                                        Patung-patung dan bangunan di bagian luar Grand palace

Tempat yang paling sakral (lagi-lagi gak boleh difoto) adalah Temple of Jade Budha. Temple tempat disemayamkan sebuah patung Budha dari batu jade hijau berukuran sekitar 66 cm ini paling ramai dikunjungi. Patung ini mengenakan asesoris sesuai dengan musim. Ada 3 musim yang dikenal oleh masyarakat Thailand, yaitu musim panas, musim hujan dan musim dingin. Pergantian asesoris ini, dilakukan dengan upacara khusus dan dilakukan oleh sang raja atau putera mahkotanya.





Di lingkungan Grand Palace, terdapat miniatur Angkor Wat yang dibuat saat pemerintahan Raja Rama IV.


Juga terdapat kelompok bangunan yang bernama (menurut saya, sulit nyebutnya….)Phra Thinang Chakri Maha Prasat. Dalam kelompok gedung yang terletak di bagian tengah ini, terdapat gedung besar tempat raja menjamu tamu-tamu negara, yang lantai atasnya terdapat ruangan untuk menyimpan abu jenazah para raja dan keluarganya (gak boleh dimasuki umum juga)

                                                      Phra Thinang Chakri Maha Prasat

Gedung terakhir yang kita lihat sebelum keluar dari kompleks Grand Palace adalah Phra Thinang Dusit Maha Prasat . Gedung didominasi warna putih dan emas ini merupakan tempat disemayamkan jenazah raja dan keluarganya, sebelum dikremasi.

Phra Thinang Dusit Maha Prasat


Detil ukiran di pintu dan keramik yang berasal dari Cina

 Keluar dari Grand Palace, kami berencana mencari rumah makan Indonesia. Hmmm, setelah tawar menawar dengan taxi, dapatlah sebuah taxi yang mau mengantar kami dengan biaya 50 Bath saja, asal sebelumnya kami harus mampir dulu di sebuah toko kain dan souvenir. “ gak beli gak papa Pak, asal mau mampir minimal 10 menit, karena saya akan dapat 5 liter bensin kalo membawa tamu”…

Hehehe, Sip, tentu aja kami setuju. Wong akhirnya belanja juga. Eh, setelah di dalam taxi, si supir menawarkan lagi, kalo mampir di 1 toko lagi (toko perhiasan), maka ongkos taxi akan digratiskan, karena ia akan dapat 5 liter lagi!!
“ lucky you, Sir”, kata si sopir, lagi ada promo bensin gratis buat taxi dan hanya 3 hari saja….
Lagi-lagi saya iyakan dong, wkwkwkwk

Saat di Bangkok, saya beruntung mendapat kesempatan melihat 'Green Jade Budha' yang merupakan patung Budha terbuat dari batu jade hijau terbesar di dunia yang ditemukan di Utara Canada seberat 18 ton. Patung ini merupakan karya seniman Thailand. Saat saya melihatnya, adalah saat pertama kali patung itu dipertunjukkan untuk umum di Bangkok, dan patung itu ditujukan untuk perdamaian dunia, yang konon akan memulai perjalanannya mengelilingi dunia untuk akhirnya disemayamkan di sebuah vihara di Australia.

                                                                Green Jade Budha
Keberuntungan masih juga menaungi saya saat saya di bandara Svarnabhumi untuk terbang kembali ke Jakarta dan lanjut ke Jayapura, karena saat di imigrasi saya mendapatkan perlakuan khusus, masuk fast track, karena saya memegang passport dinas. Pemeriksaan cepet banget dan praktis gak ngantri. Hehehe

Interior Bandara Internasional Svarnabhumi (penuh lukisan)

Tapi keberuntungan gak berlangsung lama di tanggal 16 Juni itu, pasalnya sesaat sebelum keberangkatan, ternyata diumumkan kalo penerbangan kami dibatalkan karena pesawatnya mengalami kerusakan, walllaaaahhh…… Gak main-main, perjalanan kepulangan saya ke Indonesia molor 2 hari, baru pulang tanggal 18 nya dan sampai di Jayapura tanggal 19 pagi. Hmmmm

Tapi tetep saja saya syukuri deh, karena selama 2 hari nunggu jadwal penerbangan yang gak pasti, kami diinapkan oleh maskapai penerbangan bersangkutan di sebuah hotel cukup mewah, dan senengnya lagi, bisa berkenalan dan bertukar cerita dengan teman-teman baru….

So, tetep aja, saya merasa ‘lucky’…..

Tidak ada komentar: