Rabu, 22 Desember 2010

Belantara Kota

Sebulan lebih di Jakarta, ditambah lagi 3 hari setelah hanya 2 hari kembali ke Jayapura, mau gak mau membuat saya dan teman-teman kantor menjadi lebih terbiasa dengan suasana belantara gedung ini. Panas, macet dan aroma egois, menjadi lebih akrab bagi kami. Tapi hari ini berbeda, setelah kelelahan berjalan-jalan gak sadar seorang dari teman kami ketinggalan hp nya di dalam taxi. setelah kami telpon ke hp itu, sang penemu hp (seorang wartawan koran terkemuka) rela mengantarkan hp ke hotel kami dengan menggunakan ojek.... wah gak banyak orang seperti itu jaman sekarang.
Tapi percayalah, saat ini saya dikelilingi orang-orang baik, bener... dan itu yang membuat saya gak pernah berhenti bersyukur...

Foto pagi hari dari jendela kamar hotel

Senin, 06 Desember 2010

colorfull

Ini interior sebuah cafe kecil di mall Atrium Senen. Lucu dan eye catching. harga makanannya pun ramah di kantong, hahaha

Minggu, 05 Desember 2010

Polymerase Chain Reaction

Yup, saya berkesempatan magang di bagian Virologi Badan Litbang Kemenkes Jakarta. salah satunya belajar PCR (polymerase Chain Reaction). Baru belajar aja sih, hehehe


Senin, 08 November 2010

Siang - Malam

Dikutuklah malam dengan jubah kelamnya...
Disambutlah siang dengan hamburan cahayanya...

Bersekutulah kedok dan muslihat dengan gelap malam...
dan siang merengkuh peluk kejujuran...

jujur??

Bukankah malam selalu meneriakkan kejujuran?
keperkasaan malam menelan silau matahari tunggal dan menggantikannya dengan jutaan bara dasyat di langit?
mengoyak kesadaran hingga melahirkan jeritan jiwa yang terkekang cahaya siang, menggeliat sekujurnya, derita sesungguhnya bahkan mencintai seutuhnya...
malam membebaskan...

aku tak mencintai malam
juga tak membenci siang...
aku mendambakan dini hari, yang hampir hampir tak pernah kunafasi sendiri...
hanya jejak-jejaknya yang dapat kuendus ketika matahari meninggi,
atau langkahnya yeng mendekat yang mengaromai mataku yang melelap...
aku...
salah?




Siang - Malam Jakarta Pusat (Hyatt-The Plaza-Plaza Indonesia)

Sabtu, 30 Oktober 2010

Special day

Yup hari ini umur berkurang 1 tahun. hmm pas lagi diklat LIPI di Cibinong.
pagi-pagi udah dapat kejutan tak terduga dari jauhhhhhh (trims berat Dok....)
Siangnya bersama temen-temen ke Kebun Raya Bogor, mumpung dapat akses gratis selagi jadi peserta diklat LIPI wkwkwk


Kami juga mengunjungi gedung anggrek

Dan ternyata gedung anggrek gak melulu tentang anggrek, tapi nanas hias ini misalnya....

Atau bunga anggrek tanah yang seolah ingin 'lari' keluar dari kawat pembatas gedung anggrek
dan yang paling gak nyambung, kucing jinak yang sedang duduk santai di depan gedung anggrek hehehe
Perjalanan kami di Kebun Raya Bogor berakhir di danau kecil di sekeliling Istana Bogor, dan tentu saja Monumen Lady Raffles
Bulu burung yang rontok di tepian danau kecil

Perjalanan hari ini, bener-bener berakhir di pijat reflexi ala Doctor Fish (Garra rufa) ikan yang konon memakan kulit mati dan gigitan lembutnya bisa memperlancar aliran darah, wkwkwkwk. bagi saya rasanya cuma geli aja... hahaha

Minggu, 24 Oktober 2010

Bila Hitam...

Bila hitam itu bayanganku
dan nafasku beruap hitam
denyut jantungku pun memompakan darah hitam
aku menangis sambil meremasi mataku, agar jernih airmataku....
tetapi pipiku basah dengan tetesan air mata hitamku...
Aku menguap karena rasa kantukku yang hitam legam,
dan berlalu sambil menyeret-nyeret kakiku yang berjejak hitam yang dalam...
haruskah kukoyak tubuh jelagaku untuk membebaskan jiwaku yang putih?
putih?
ahhhhhhh.......
kurasakan tarian jiwaku yang terbahak dalam malam....


Hujan seharian di Cibinong, foto gelas air putih di meja makan berkaca hitam, dan cipratan air hujan di jendela kamar yang juga hitam....

Sabtu, 16 Oktober 2010

I Love U, Maling...

Ini bunyi status saya di Facebook beberapa hari lalu...
Maling? hah kemalingan lagi???
Wakakakak... itu reaksi hampir dari semua orang yang tahu bahwa beberapa hari lalu tepatnya hari Selasa 13 Oktober bahwa saya kemalingan (lagi dan lagi)
Gak tanggung-tanggung, siang bolong lagi...
Tepatnya gini, saat saya sampai di rumah sepulang dari kantor, lagsung menahan nafas saat ngeliat TV (sialnya, blom 6 bulan beli nih) udah gak ada di tempatnya waduuuuuh...
segera ngeliat benda benda lain, ternyata Phillips boombox, kamera digital Olympus (masih seumur jagung juga) dan portable hard drive (paling rugi keilangan ini) lenyap...
Paling sedih ya keilangan hard drive itu, koleksi foto beberapa tahun, bahan kuliah, riset, ilang semua. O ya, menurut saya, malingnya lebih dari satu orang dan melibatkan anak kecil deh. Soalnya, lubang yang dibuat (malingnya melobangi pintu pake parang) cukup kecil, dan ada benda yang menarik untuk anak juga hilang, seperti lampu akuarium, dan juga rupanya si maling juga tertarik sama ikan discus jenis red melon di akuarium deh, soalnya tuh ikan jadi limbung, dan beberapa saat kemudian mati, mungkin capek dikejar-kejar maling, hehehe.
Tetangga saya sempet nanya;" Kok Mas sepertinya tenang aja kemalingan gitu?"
Wakakakak, gimana gak tenang, udah sering soalnya hahaha
saya aja sampe bosen kemalingan, tapi malingnya rupanya blom bosen juga.
Sebeneernya pengen suatu saat saya ketemu malingnya, bukan untuk minta kembali barang-barang yang dicuri sih, cuma pengen nanya: kenapa jadi maling? gimana rasanya jadi maling? bagaimana rasanya berhasil mengambil barang orang? dan apakah tahu bahwa barang-barang yang gak penting buat maling itu, ternyata sangat-sangat penting buat pemiliknya? (seperti data di hard drive) Satu lagi: kalo malingnya menjawab: "ya maling buat cari makan lah...." sadarkah maling itu kalo semua orang juga butuh makan? hehehe. kesannya saya emosi banget ya? gak kok, wakakak
O ya, besok tanggal 17 Oktober saya musti ke Diklat LIPI di Cibinong selama 21 hari. Saya udah geli sendiri ngebayangin seperti apa ulah para maling itu di rumah saya nanti, hahahaha
yang pasti, saya gak mau mikir dulu deh, capek juga mikirin maling (padahal malingnya gak mikirin saya kan? xixixi)
O ya, akhirnya saya beli kamera lagi, tetep aliran pocket: Canon Power Shots A495. dan ini uji coba pertama, beberapa saat setelah dibeli, obyeknya, tetepppp Pantai Dok 2 Hahaha

Minggu, 03 Oktober 2010

SLDC

Sejak tanggal 25 September - 4 Oktober 2010, saya musti menjalani 'karantina'(gak bisa keluar-keluar sih...) di Sentul Leadership Development Centre (SLDC) di Sentul City. karantinanya sih karena mengikuti pelatihan biostat dan metodologi penelitian. Kegiatannya tentu aja lebih banyak 'kuliah' dan ngebut proposal. Bikin proposal dalam waktu singkat dan di 'hajar' oleh reviewer kelas kakap, ternyata bikin stress....wkwkwkwk
untung disela-sela acara ada game nya juga sih, walo cuma sekaliiiii aja....





Rabu, 08 September 2010

Idola-Nabire

Kembali mengunjungi kota Nabire setelah hampir 8 tahun meninggalkannya.
Banyak yang berubah, tapi yang pasti tetep panasssss wkwkwk
Nyempetin ke rumah makan Idola (8 tahun lalu blom ada), sempetin motret walo pake kamera handphone

Selasa, 07 September 2010

Homeyo bagian IV-Misteri

Keesokan paginya, udara sangat dingin dan berkabut. Kabut yang lumayan tebal membuat rumah dinas Kepala Distrik yang hanya dipisahkan dengan sebuah kebun tampak lebih angker. ya, rumah megah (untuk ukuran Homeyo)ini sudah kosong berbulan-bulan. apa pasal? ketika ditinggal oleh pemiliknya, pernah semua lampu di rumah ini menyala selama 3 hari berturut-turut (padahal gak ada aliran listrik di Homeyo, karena jaringan PLTA yang dibangun, selalu rusak tanpa pernah diketahui sebabnya, misalnya pipa bengkok sendiri dalam sekejab, atau turbin meledak). Rekan-rekan dari Primari pun, pernah mengecheck sendiri, mengapa lampu di rumah itu bisa menyala, hasilnya tetap misteri...
Karena cuaca yang kurang mendukung, ditambah lagi ketidakpastian pesawat penjemput tim (tim sudah menyiapkan mental untuk berjalan kaki ke Sugapa ibukota kabupaten, yang diperkirakan bakal memakan waktu seharian penuh, karena musti melewati rawa dan tentu saja jurang dan tebing, bila benar-benar pesawat batal menjemput)kami memutuskan untuk tidak ke Desa Bamba. Kami memusatkan penelitian di Pogapa saja(deketttt) Agak mengejutkan, karena walaupun dekat dengan Puskesmas, masih saja kami menemukan pasien yang enggan berobat ke puskesmas. kami mengobatinya di dalam honai.
(interior Honai milik seorang kepala suku di Pogapa)
(mengobati pasien dalam honai)
Sambil melakukan riset, kami makin banyak mendapat cerita-cerita mistik dari Pogapa. Antara lain, banyak orang yang didiagnosa penyakit karena roh jahat. untuk yang divonis penyakit ginian, gak ada pilihan pengobatan buat mereka. si pasien akan diikat tangan dan kakinya, lalu ditenggelamkan ke sungai besar di lembah Homeyo. Saya sempat ditunjukkan foto pasien terakhir yang dibuang di sungai beberapa minggu sebelumnya (menurut saya pasien dengan perut besar itu menderita ascites:timbunan cairan di perut karena sirosis hati), tragis. Juga kita perlu berhati-hati bila penduduk setempat memberi makanan yang dibungkus daun (si pemberi tidak menyentuh makanan secara langsung) karenamakanan itu bisa saja sudah diguna-gunai. dan yang paling seram adalah, setiap malam dari arah bukit hutan, akan muncul bola-bola cahaya berwarna merah jingga seperti api. penduduk Pogapa sangat takut dengan bola-bola api (yang akan mendekat bila kita mengarahkan cahaya senter ke bola tersebut)Seluruh anggota tim termasuk saya sudah melihat langsung bola bola api tersebut, dan sudah mencoba menyenterinya. Benar saja, bola api tersebut terbang mendekat dengan kecepatan luar biasa, dan lari pontang-pantinglah kami. konon bola api ini berupa sebuah kelereng 12 warna, yang bila disentuh akan berubah menjadi wanita cantik dan sudah ada 2 korban yang direnggutnya. 1. seorang anggota TNI yang menjadi gila. 2. mantan kepapa distrik, yang anaknya meninggal karena diminta oleh sang wanita itu.
Tanggal 2 Agustus pun kami lalui dengan memetakan penderita malaria di Pogapa, dan tidak berbeda dengan perilaku penduduk setempat, kami lari berhamburan menuju landasan pesawat meninggalkan pekerjaan kami saat mendegar deru pesawat mendarat hahaha (Kelegaan luar biasa, ketika kami mendapat kepastian bahwa tanggal 3 Agustus,pesawat bersedia menjemput tim)



(anak bermain di tepi landasan)
(mendekati pesawat)
(anak-anakmengangkut barang dari pesawat dengan upah Rp1000-2000)
malam harinya kami masih mencoba menangkap nyamuk dengan umpan badan, sambil membakar ubi di tungku

Tanggal 3 pagi, kami terbang meninggalkan Homeyo. Sungguh masyarakat, budaya dan alamnya tak akan terlupakan