Rasanya judul ini paling tepat buat postingan kali ini.
Apalagi postingan sebelumnya foto pelangi.
Pengobatan massal kali ini emang direncanakan dari awal akan memakan waktu 3 hari 2 malam.
Setelah saling menunggu, akhirnya tim berangkat jam 9.00 WIT. Perjalanan berjarak sekitar 300 km dari kota jayapura, dan diperkirakan menempuh waktu 8 jam, sampe di desa Warley (desa transit sebelum ke tujuan)
Berangkat menggunakan truck tentara. Seperti pada umumnya jalan di papua, kanan-kiri jalan di dominasi pepohonan dan jembatan. makin ke arah pedalaman, jalanan semakin tidak bersahabat, belum diaspal lagi (udah diaspal jebol lagi, tepatnya).Untungnya cuaca lagi mendung, jadi gak terlalu panas.
KETEMU TENTARA PATROLI, FOTO LEWAT KACA SPION
Ketika mendekati daerah Kali May, jembatan rusak, hingga mobil harus masuk sungai., dan macet.
FOTO PEMANDANGAN SUNGAI, SAAT TRUCK MACET DI TENGAHNYA
Kata Mas Heri (tentara yang nyetirin truck), baru kali ini truck ngadat gini. Rupanya ada yang kendor, setelah diperbaiki bentar ( dalam posisi terendam di tengah sungai), truck jalan lagi. Trus mampir di pos tentara terdekat, buat servis truck, dan penumpang pada numpang buang hajat deh..
FOTO SUMUR DI POS TNI
Perjalanan dilanjutkan menuju desa Warley, melalui Desa Senggi Trans. Antara Senggi Trans dan desa Warley, jalan makin menyempit dan hutan makin melebat. Jam 15.00, truck macet lagi.
Mas Heri musti servis lagi.
Kesempatan ini, gak disia-siakan, malah asyik hunting foto, walo dapatnya gak banyak.
FOTO JALAN SENGGI TRANS-WARLEY
35 menit kemudian, truck nyala lagi (thanks God), dan jam 16.00 nyampe di desa Warley.
RUMAH DI KAMPUNG WARLEY (ADA BENDERA PARTAINYA HEHEHE)
Desa tanpa listrik dan belum terjamah modernisasi, kecuali lampu dengan tenaga matahari bantuan pemerintah di tiap rumah. Banyak banget anak kecil di desa ini ( gak ada hiburan malam, tv dan sejenisnya jadi ya rajin bikin anak kali…hehehe)
FOTO ANAK-ANAK KAMPUNG WARLEY
Sampe di desa Warley, ternyata tim harus nyeberang sungai lagi. Payahnya, si nahkoda perahu yang udah diwanti-wanti jauh hari, malah ke tengah hutan, bikin perahu pesanan orang katanya… mau gak mau musti menginap di desa Warley. ( Dulu ini daerah rawan. OPM /GPK di Papua nya terkenal sadis. Pernah 3 orang tentara dibunuh dan dikuliti pakai pecahan tulang burung kasuari)
Tim menginap di gedung SD, tentu aja hanya beralas terpal plastik, dengan penerangan 1 buah lilin dan gak ada yang bakal menduga kalo butuh senter. Alhasil senter kecil buat keperluan pemeriksaan pasien pun jadi berguna banget.
GEDUNG SD WARLEY, DENGAN POHON MATI BESAR BANGET DI HALAMANNYA
Malamnya hujan juga turun deras banget ( yang ternyata sangat diharapkan penduduk desa, karena sungai akan banjir, dan mudah dilalui perahu).
Tim melanjutkan tugas dengan memasak ayam, yang dibawa dari kota, yang akan dimakan bersama-sama masyarakat kampung Molof, di teras belakang sebuah gereja yang terletak di samping gedung sekolah dasar
FOTO ANJING MILIK PENUNGGU SEKOLAH, NAMA ANJING INI 'SOBAT'
Setelah masak-memasak, kami mandi di ‘sumur’ yang ternyata lebih menyerupai kolam berair cokelat ( hahaha), di rumah kosong bekas dihuni guru SD, yang entah mengapa tidak ingin tinggal di rumah itu lagi. Untungnya jam 22.30 WIT malam mandinya, jadi gak begitu ngeri liat airnya ( gak keliatan kan, mandinya aja pake senter sebiji)
Mandinya rame-rame (tentu aja anggota tim cewek dulu dilanjutkan tim cowok).
Mo buang air besar? (gak ada tempat, kecuali wc sekolah yang setengah jadi) alhasil, semua menahan hajat besar deh… nunggu di desa Molof aja. Ternyata menurut warga, kolam tempat kami mandi itu dihuni buaya (pantes guru SD, minggat dengan sukarela dari rumah itu), untungnya gak ada anggota tim yang dicaplok buaya ya…
Jam 24.00, kami tidur bergelap-gelap dan berdesak-desakan di lantai sekolah. Hujan yang sempat berhenti, tiba-tiba turun menggila derasnya…
FOTO GEREJA WARLEY
MEMASAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar