Lagi-lagi alarm membangunkan pukul 04.00WIT, dan lagi-lagi kami memilih bergelung lebih erat. Hujan masih turun di luar. Dinginnn…
2 jam kemudian baru kami bergerak meninggalkan kasur masing-masing, menuju dapur! Hehehe, ada kesibukan di dapur (yang luasnya justru mendominasi rumah penduduk yang kami tinggali ini dan langit-langitnya penuh dengan berbagai macam barang yang digantung) yaitu mengasap lele sebesar lengan dan memasak daging burung kasuari, hehehe. Jadi pagi ini sarapan daging burung kasuari masak kecap (kasuari hewan dilindungi bukan?)
Tim makan dengan lahap dan banyak, karena sadar bahwa ada 3 fase yang harus dilalui fase hutan rawa, fase sungai buaya, dan fase jalan berliku hehehe. Dilanjutkan dengan minum’doping’ multivitamin.
Jam 9.30 WIT, kami meninggalkan kampung Molof, tentu saja setelah berpamitan dengan penduduk, dan masih sempat melakukan pengobatan terhadap beberapa orang yang belum sempat berobat tadi malamnya
Perjalanan dalam hutan ternyata tidak lebih baik dari kemarin. Jatuh bangun masih tetap ada (walaupun kali ini saya gak jatuh sama sekali, ransel juga udah dibawa oleh penduduk setempat, bener-bener menikmati hutan), lintah, lalat babi masih juga berpesta pora. Perjalanan pulang kali ini tanpa target waktu, jadi mo molor berapa jam gak peduli, yang penting nyampe selamat. Kesempatan itu digunakan beberapa anggota tim berburu tanaman unik (sampe rela nyebur rawa), dan untungnya tidak tersangkut di beberapa perangkap babi hutan yang dipasang penduduk. Buat saya berarti kesempatan untuk hunting foto, termasuk memotret kumbang salon, kumbang cantik berwarna biru ini, bila diletakkan di kepala manusia, bisa mencari dan memakan kutu rambutnya (asyik juga ya…)FOTO LALAT HIJAU
Beberapa kali kami beristiraha di tengah hutan memberi kesempatan kepada salah satu anggota tim, yang kebetulan berbadan gemuk (terkilir pula) untuk mengatur nafas dan mengobati lututnya dengan daun gatal!!
Daun berbulu halus ini digunakan penduduk asli untuk mengurangi nyeri (kemungkinan besar rambut-ambut halus yang menempel di permukaan bawah daun, mengeluarkan zat anestetik, sehingga membuat rasa nyeri berkurang) Daun gatal ini juga memiliki beberapa kelas. Kw1 : daun gatal berurat merah berduri halus, permukaan atas daun bermotif; ini yang umum digunakan untuk mengobati.
Kw2: daun gatal berurat merah berduri kasar, permukaan atas daun polos; ini dipakai oleh penduduk yang udah resisten terhadap daun gatal kw1.
Kw3: daun gatal berambut kasar dan panjang. Ini kelas penyiksaan, karena bila tersentuh tubuh, akibatnya akan demam sepanjang hari, hehehe
Jam 13.40WIT, kami sampe di pelabuhan, dilanjutkan berperahu menuju titik awal di desa Warley. Siang begitu panasnya, sampe leher dan tangan jadi terbakar. Luka bekas duri(yang menurut penduduk,kemungkinan besar duri rotan) dipergelangan kaki kanan mulai bernanah (1 hari kemudian nanahnya makin melebar, masing masing mencapai 3 cm, bengkak, dan nyeri, setelah diobati dengan antibiotik, baru luka membaik).
Sungai banjir, jadi praktis kami tidak turun ke air, tapi karena arah perahu melawan arus sungai yang banjir, perjalanan tetap lama.
Kami sampai di desa Warley pukul 16.50, dilanjutkan menuju kota. Mampir di warung soto di desa Senggi Trans.
Akhirnya tiba di rumah pukul 04.00 WIT tanggal 2 Januari 2009, molor dari rencana awal hehehe
Lelah, langsung tertidur dan bangun jam 13.00WIT, tapi pengen lagi hahaha
9 komentar:
Mmmmm banyak banget jenis flora yang dijumpain pasti,
dari seri II Somewhere dst.,
punya gambar daun utk bunga yang pink di atas tanah (itu saudara curcuma/kunyit)
n gambar lengkap + buah utk tumb mirip jahe berbunga panjg2 (itu keluarga lengkuas), gak?
Kebetulan baru seles nulis tentang keluarga Zingiber, kok ada yang lebih cantik ya di Keerom....
Satu lagi soal daun gatal, udah nyoba sendiri?
Saya udah, lumayan sih, ngurangin capek....
Agak lupa nama latinnya, tapi nanti ta'cariin
udah pernah diriset, tapi belum ada yang ngelanjutin.
Eh ketemu sarang semut (yang tumbuhan lo....), gak... kan di hutan rawa, biasanya banyak....
Yang ada yang digigit semut bagong ya hihihi
Asli Bu, 2 tanaman yang dimaksud aku udah mengambil bibitnya sampe kejengkang di rawa (rencana mo tak kirim ke Malang). tapi hilang.... sedih banget. padahal udah kebawa sampe jayapura lho. foto lengkapnya gak ada.
Daun gatal blom nyoba, rencana mo nyoba daun gatal babi hehehe, tapi buat menyiksa temen sih (hahaha, rencana jahat neh)
Sarmut gak ketemu, soalnya sibuk cari yang berwarna menyolok kali bya?
Yah, kalo aku tahu lagi nulis soal zingiber pasti tak ambil lengkap deh, soalnya selama di sana aku jadi lebih tertarik sama keluarga babi-babian, dari lalat babi, daun gatal babi, jerat babi dan bau tahi babi yang luar biasa di dekat wc kampung, hahaha
xixixi.... ini dua orang heboh amat membahas flora fauna dan alam skitarnya... bingung deh ngikutinnya.
Tapi yg paling menarik tuh kata kata Toni... "aku jadi lebih tertarik sama keluarga babi"... Oh Toniii...kata katamu ini membuatku demikian terharu biru...(hingga kumeneteskan air liur), dsana kau telah menemukan pujaan hati??? Sungguh beruntung "keluarga" itu... kapankah kau sunting dia? (undang ya pas kawinannya xixixi).
aku memahami betul, apabila kita tengah dilanda cinta, bahkan bau t*i-nyapun kau sukaaaa... Sungguh mulia dirimu Toni, hingga kau ingin "mengentaskan" keluarga itu dari jurang kenistaan...
Wakakakakkkkkk...(aseli aku ngakak tiada tara baca ini!!!!)
huahaha..... Plis deh, Bu....
Habis Lili juga sih nanya keluarga jahe, jadi inget keluarga babi deh...
tapi asli, waktu disana aku sempet bilang, 'kok yang berhubungan sama yang sadis-sadis gitu, pasti dihubungin sama babi yo?' kasihan babi nya dong....hihihi
Dasar ilmuwan gila hihihi.....
jangan pernah nyoba daun gatal seri yang itu, bisa berubah jadi b*juga hahahaha.....
Untuk koleksi yang sempat keambil, gak apa-apa, pasti masih bakal ada edisi sequence untuk judul somewhere over the rainbow, khan..
siapin kaki lagi aja, tapi lain kali cari jungle boot, p dokter....
Mb'Ros sori... itu yang namanya sekali menyelam minum minyak... :p
hi Antonius, ceritanya menarik sekali, angkat 2 jempol untuk anda. bulan mei lalu saya dan teman2 komunitas 1N3B melakukan kegiatan yang kurang lebih sama dengan yg anda lakukan. saya dan komunitas 1N3B pergi ke P. Siberut - Mentawai untuk melakukan pengobatan gratis, membuat perpusatakaan dan mengajak anak-anak di sana bermain permainan sains. di mana saya bisa menghubungi anda ? ada no telp, email, ym atao yg lainnya ?
thks
taufan
taufan@indo.net.id
Dear pak Antonius,
boleh saya pinjam fotonya 'daun gatal' khususnya dalam format digital atau tidak ya? Plus mengutip pernyataan bapak tentang manfaat daun gatal (khususnya yang Urticaceae Laportea interupta L) di dalam blog bapak. Saya sedang membuat tulisan terkait 'daun gatal' untuk self-project blog saya di http://kisahmanokwari.wordpress.com.
Jadi tadi pas browsing saya ketemu blog bapak. Adapun, saya sudah mendapatkan beberapa jurnal tentang pengobatan suku, tapi saya juga membutuhkan pendapat beberapa orang khususnya non-kalangan suku pemakai daun ini. Contoh tulisan saya bisa dilihat pada blog tersebut.
Saya tertarik dengan catatan bapak karena ada sampai menyebut 'KW' alias strata jenis 'daun gatal' dan mengaitkannya dengan analgesik.
Bila memang bapak tak keberatan, foto tersebut bisa dikirim ke dayanara9@gmail.com. (FB: pecinta hujan pagi). Kebetulan saya belum punya waktu turun ke pasar tradisional mencari sampel daun ini ataupun ke habitat asli tanaman ini.
Atas bantuannya,saya ucapkan terima kasih.
Salam dari Manokwari,
Maya
Posting Komentar