Lucky nya gara-gara: saya sampe lokasi saat tinggal 1 jam lagi istana tutup, trus saya sempet melihat pergantian penjaga istana, atau masuk ruang yang gak dibuka tiap hari, dan saya pas bisa liat, seperti gedung tempat upacara pemahkotaan raja baru (sayang gak boleh motret) Grand palace yang dibagi menjadi 3 bagian: luar, tengah dan dalam (hanya luar dan tengah yang boleh dilihat umum)terdiri dari bangunan-bangunan dengan atap berbagai macam bentuk (karena didesain oleh arsitek masa lampau dari berberapa negara, termasuk Cambodia maupun negara Barat).
Pergantian penjaga istana
Atap yang didesain oleh arsitek dari berbagai negara
Patung-patung dan bangunan di bagian luar Grand palace
Tempat yang paling sakral (lagi-lagi gak boleh difoto) adalah Temple of Jade Budha. Temple tempat disemayamkan sebuah patung Budha dari batu jade hijau berukuran sekitar 66 cm ini paling ramai dikunjungi. Patung ini mengenakan asesoris sesuai dengan musim. Ada 3 musim yang dikenal oleh masyarakat Thailand, yaitu musim panas, musim hujan dan musim dingin. Pergantian asesoris ini, dilakukan dengan upacara khusus dan dilakukan oleh sang raja atau putera mahkotanya.
Di lingkungan Grand Palace, terdapat miniatur Angkor Wat yang dibuat saat pemerintahan Raja Rama IV.
Juga terdapat kelompok bangunan yang bernama (menurut saya, sulit nyebutnya….)Phra Thinang Chakri Maha Prasat. Dalam kelompok gedung yang terletak di bagian tengah ini, terdapat gedung besar tempat raja menjamu tamu-tamu negara, yang lantai atasnya terdapat ruangan untuk menyimpan abu jenazah para raja dan keluarganya (gak boleh dimasuki umum juga)
Phra Thinang Chakri Maha Prasat
Gedung terakhir yang kita lihat sebelum keluar dari kompleks Grand Palace adalah Phra Thinang Dusit Maha Prasat . Gedung didominasi warna putih dan emas ini merupakan tempat disemayamkan jenazah raja dan keluarganya, sebelum dikremasi.
Phra Thinang Dusit Maha Prasat
Detil ukiran di pintu dan keramik yang berasal dari Cina
Keluar dari Grand Palace, kami berencana mencari rumah makan Indonesia. Hmmm, setelah tawar menawar dengan taxi, dapatlah sebuah taxi yang mau mengantar kami dengan biaya 50 Bath saja, asal sebelumnya kami harus mampir dulu di sebuah toko kain dan souvenir. “ gak beli gak papa Pak, asal mau mampir minimal 10 menit, karena saya akan dapat 5 liter bensin kalo membawa tamu”…
Hehehe, Sip, tentu aja kami setuju. Wong akhirnya belanja juga. Eh, setelah di dalam taxi, si supir menawarkan lagi, kalo mampir di 1 toko lagi (toko perhiasan), maka ongkos taxi akan digratiskan, karena ia akan dapat 5 liter lagi!!
“ lucky you, Sir”, kata si sopir, lagi ada promo bensin gratis buat taxi dan hanya 3 hari saja….
Lagi-lagi saya iyakan dong, wkwkwkwk
Saat di Bangkok, saya beruntung mendapat kesempatan melihat 'Green Jade Budha' yang merupakan patung Budha terbuat dari batu jade hijau terbesar di dunia yang ditemukan di Utara Canada seberat 18 ton. Patung ini merupakan karya seniman Thailand. Saat saya melihatnya, adalah saat pertama kali patung itu dipertunjukkan untuk umum di Bangkok, dan patung itu ditujukan untuk perdamaian dunia, yang konon akan memulai perjalanannya mengelilingi dunia untuk akhirnya disemayamkan di sebuah vihara di Australia.
Green Jade Budha
Keberuntungan masih juga menaungi saya saat saya di bandara Svarnabhumi untuk terbang kembali ke Jakarta dan lanjut ke Jayapura, karena saat di imigrasi saya mendapatkan perlakuan khusus, masuk fast track, karena saya memegang passport dinas. Pemeriksaan cepet banget dan praktis gak ngantri. Hehehe
Interior Bandara Internasional Svarnabhumi (penuh lukisan)
Tapi tetep saja saya syukuri deh, karena selama 2 hari nunggu jadwal penerbangan yang gak pasti, kami diinapkan oleh maskapai penerbangan bersangkutan di sebuah hotel cukup mewah, dan senengnya lagi, bisa berkenalan dan bertukar cerita dengan teman-teman baru….
So, tetep aja, saya merasa ‘lucky’…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar