Hahahaha... kali ini balik lagi berburu danau-danau kecil di sekitar Danau Sentani.
kali ini giliran sebuah danau (telaga lah tepatnya), di daerah Sentani Barat. Sama sih berbekal hasil 'penglihatan' dari atas saat terbang dengan pesawat kami nekat berburu si telaga, tapi kali ini dibantu pake google map segala hehehe. Minggu siang kemarin, kami berempat menuju Sentani Barat, nanya kanan- kiri, maju dan berbalik lagi, kesimpulannya kami harus melapor dulu ke kepala suku setempat (ondoafi) Kebetulan sang Ondoafi mempunyai sebuah rumah kecil (rumah persinggahannya ) di tepi Danau sentani. Bapak Ondo ini dah lanjut usia (tapi masih giat menjaring ikan) dan pendengarannya udah mulai berkurang. Beliaunya agak heran juga ketika mendengar kami akan menuju telaga tersebut (yang akhirnya kami tahu bernama Telaga 8 atau Tombu dalam bahasa setempat, letaknya juga gak terlalu jauh dari Danau Sentani, di balik bukit aja , kata orang-orang yang kita temui). Awalnya sang Ondo membiarkan kita menuju Tombu melalui bukit di belakang rumah kecilnya. Tapi entah mengapa, setelah memandang ke arah bukit yang kita lalui (terhitung sampai 2 kali Sang Ondo keluar masuk rumahnya melihat 'calon' jalur perjalanan kami), sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menemani kami ke Tombu, dan melalui jalan lain yang lebih landai (alasannya, beliau juga gak kuat mendaki bukit, bikin sesak nafas katanya). Beberapa saat kami melihat sang Ondo menceburkan diri ke danau sentani, berganti baju, dan muncul kembali lengkap dengan sepatu boot dan parang panjang. Kenapa kami musti ditemani? menurutnya: di perjalanan ada hal-hal yang baik maupun buruk, sama seperti manusia ada yang baik dan buruk. Hmmm, saya terdiam (dan pasti mendelik nih mata) begitu mendengar penjelasannya, hehehe
Perjalanan menuju Tombu kami mulai dengan berbalik arah di jalanan yang saat itu panasssss banget, termometer di mobil aja sampe 36 derajat Celcius. Berhenti di sebuah ladang kosong, dan mulailah kami berjalan menembus ladang, hutan, hutan sagu berlumpur dan voila telaga berair jernih di hadapan mata (tapi asli lumpur hitam pekat di tepiannya
|
Jalan raya nan panas, di ujung jalan itu samapai ke Danau Sentani, di sebalah kanan tampak sisa ladang, awal perjalanan kami menuju Tombu |
|
pohon unik di pinggir jalan |
|
Pemandangan Danau Sentani dari depan rumah pak Ondoafi (perahu ini juga miliknya) |
|
pohon-pohon sagu |
|
Penampakan Tombu saat kami pertama kali melihatnya |
|
|
Setelah sampai di tepian Tombu, kami merasa kok kurang srek kalo blom ngeliat bentuk telaga ini, dan akhirnya kami memutuskan untuk memanjat ke bukit kecil terdekat untuk melihat Tombu dari ketinggian. Pak Ondoafi dengan sabarnya menemani 4 orang 'gila' ini mendaki bukit. Bener deh, si bapak sampe kebatuk batuk mendaki, tapi asli Pak Ondo nih kuat banget. Walaupun dikit-dikit berhenti, tapi tetep aja mendaki. Jangan salah, saat di hutan yang notabene datar, beliau jalannya cepetttttt banget, sedangkan kita sibuk aja terperosok lumpur beberapa kali.
|
mendaki bukit |
|
Tombu, sang telaga 8 (karena bentuknya menyerupai angka 8) tampak Danau Sentani di kejauhan |
|
Sang Ondoafi saat di depan Tombu dan saat menunjukkan sisi lain bukit ,ibukota Kab Jayapura: Kota Sentani | |
|
|
sisi lain Tombu |
|
Setelah puas berada di ketinggian, akhirnya kami memutuskan kembali pulang. Panas masih menyengat. Pak Ondoafi memutuskan memilih menuruni bukit yang lebih landai. Bapak ini yang sibuk membabati semak di tengah perjalanan, sementara 4 orang nekad di belakangnya sibuk juga... memotret (hmmmm, durhaka banget rasanya kalo inget, hehehe)
Selama perjalanan pulang kami udah niat banget bakal langsung terjun ke Danau Sentani di depan rumah Pak Ondoafi itu. Eh, kami bener-bener gak berenang di Tombu. gak boleh sama Pak Ondo tepatnya... tapi kalo bolehpun, rasanya gak pengen deh, penampakan Tombu misterius gitu.... hahaha
Sesampe di danau sentani, kami bener-bener langsung terjun ke air, manjat di dermaga, dan terjun lagi... asyik bener... sampe gak kerasa tiba-tiba dah matahari terbenam aja...
|
Sisi Danau Sentani, bagian yang ada perahu ini merupakan muara sungai yang berhubungan dengan Tombu |
|
Sang Ondoafi dan perahunya menjelang senja |
|
kali ini kaki gak berhasil difoto dengan bagus deh |