Rabu, 22 Juli 2015

Back to Biak

kembali ke Biak...
Duh gara-gara sempet supervisi dan ngelihat beberapa tempat wisata, rasanya jadi jatuh cinta sama pulau karang ini deh. Yakin, namanya pulau karang pasti bakalan banyak tempat indahnya. Bener aja, berombongan sama temen-temen yang emang tinggal di Biak, pas liburan lebaran kemarin 17-20 Juli, kami menjelajahi pulau Biak. Terutama ke tempat-tempat yang belum kami datangi sebelumnya.
Hari pertama, begitu mendarat di Biak dan meletakkan bawaandi  rumah teman yang sekaligus untuk menginap, kami langsung bergegas menuju telaga Samares. Telaga ini terletak di Biak Timur dan di tengah hutan. Jalan menuju telaga ini gak begitu bagus, dan harus melalui jalan kaki juga. Saat berangkatnya sih enak, karena jalannya menurun, tapi pas pulangnya, alamak..... mendaki hahaha. lumayan untuk uji kekuatan jantung, dan kaki tentu aja, hahaha. Padahal nih cuaca lagi hujan, tapi demi melihat telaga ini, tetep aja dijalanin.
Hutan menuju Telaga Samares
Telaga Samares di balik pepohonan

Telaga Samares, berdasar biru.
Hari ke dua kami memutuskan menuju lautan, kepulauan Padaido tepatnya. Awalnya kami ingin ke Pulau Undi sih, tapiiii ternyata banyak tempat indah di kepulauan ini. Beberapa kali kami harus menarik atau mendorong perahu karena perahu nyangkut di terumbu karang. Terumbu karangnya bagus banget...
Pulau pulau kecil di sekitar Pulau Rarsbar

yang paling menarik adalah sebuah pulau karang kecil, ditumbuhi beberapa perdu tapi banyak banget burung laut yang bersarang di pulau mini ini

Pulau karang yang dipenuhi burung
 Petualangan kami di kepulauan Padaido berakhir di sebuah pulau pasir. Tentu aja tanpa penghuni dan tanpa tumbuhan sebatang pun. Pulau ini juga dipenuhi dengan burung-burung laut yang mencari makan.
 pulau ini bernama Urbi Betyar, letaknya di dekat Pulau Urbi Kecil. bagaimana kabar Pulau Undi? hehehe kami gak jadi mendarat, sulit banget karena air mulai surut dan musti jauh banget berjalan dari tepian yang surut ke pulau.
Pulau Urbi Betyar
 Hari ke tiga kami kembali hunting di daratan. Kali ini kami mencari air terjun yang 'baru ditemukan' hahaha. Sebenernya sih air terjun ini baru aja booming, dan mustinya gak dikomersilkan. Menurut penduduk setempat, keliatannya bakal ditutup deh karena air terjun ini sebenernya sumber air minum di desa tersebut, dan larangan keras bila mengunjungi air terjun Karmun (ini nama sesungguhnya) adalah: berenang, memanjat tebing, nyampah. Setelah melihat langsung air terjun Karmun, ahhh langsung aja kami setuju dengan persyaratan dari penduduk. Jelas sayang banget kalo sampe dipanjat. Gimana gak, dinding air terjun ini berupa gugusan stalagtit dan stalagmit yang diukir (pastinya lama banget) oleh cucuran air terjun kecil yang mengandung kapur. Gak bakalan rela kalo rusak deh
Air Terjun Karmun
Setelah dari air terjun kami menuju pantai Wanai mampir bentar dan menjelang sore balik ke kota. Saat kembali ke kota kami melalui jembatan yang melintasi sungai Korem. saat itu sudah menjelang sore, dan sungai tampak damai banget.
Biak bener-bener bagus, dan yakin musti balik lagi ke Biak deh, hehehe



Minggu, 05 Juli 2015

Bulan Hitam






Bulan hitam membara di hadapanku..
Menggelap tersedak hembusan nafas yang menjadi remahan…
Sementara awan-awan hijau bergerak dalam gelombang langit..
Seharusnya bulan menjadikan awan-awan itu berwarna merah mawar..
Bulan hitam jatuh di pangkuanku...
Aku tersedak mawar semerah darah...

Jamur - Taman Nasional Wasur-Merauke

Terumbu karang saat surut- Pantai Parai-Biak